Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out
Selamat DaTang di Wahana KreaTifitas...!!!

Cari Blog Ini

Kamis, 11 Maret 2010

MEMBACA MEMBUKA JENDELA DUNIA

Kamis, 11 Maret 2010
Membaca Membuka Jendela Dunia
By. Nur Wachid
PBSI B 2009 (R) STKIP PGRI PONOROGO


          Pernahkah sepintas terpikir manfaat membaca ketika sedang membaca ? Memang kadang membaca adalah sebuah hiburan semata. Tapi perlu diketahui hiburan tersebut adalah salah satu manfaat dari membaca. Yang menjadi tolak ukur bukanlah berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk membaca. Bukan juga berapa banyak buku yang sudah dibaca. Tanpa disadari kita membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 5 jam dan 5 sampai 10 buku untuk membaca. Apakah yang kita baca dapat ditangkap oleh system kerja otak kita? Sungguh disayangkan apabila apabila waktu dan buku yang banyak sudah dibaca tidak dapat ditangkap oleh system kerja otak kita. Semua akan sia – sia. Kita membuang waktu sedangkan waktu yang terbuang itu dapat diisi dengan berbagai aktivitas lain.
          Memang jika kita belajar pada negara – negara maju seperti Korea, Jepang, Amerika. Mereka berhasil memajukan bangsanya dengan membaca. Mengisi waktu dengan membaca. Dimanapun berada membawa buku bacaan. Seakan membaca sudah menjadi budaya yang melekat pada setiap individu. Sebelum kita belajar dan menerapkan budaya mereka, alangkah lebih optimal sebagai langkah awal kita mengetahui membaca secara mendalam. Membaca dapat dimulai dengan mengetahui manfaat membaca itu sendiri. Dengan begitu kita lebih mempersempit dan lebih efisiensi waktu ketika membaca. Misal, kita sedang mencari fakta mengenai sesuatu hal. Langkah pertama kita mencari sumber buku yang berisi fakta – fakta tersebut. Kedua, setelah menemukan sumber buku yang dicari, kita membaca dengan teknik sesuai dengan manfaat membaca yang sudah ditentukan yaitu mencari fakta. Secara efisiensi waktu, tidak terlalu banyak waktu yang terbuang. Secara manfaat kita juga memperoleh manfaat tersebut.
          Berbicara tentang budaya, bagaimana membaca itu menjadi budaya di bangsa kita? Kita tengok berapa prosentase kaum perlajar dan kaum intelektual yang membudayakan membaca? Berapa banyak orang – orang yang memenuhi perpustakaan – perpustakaan ? Pertanyaan tersebut akan terjawab sendiri ketika melihat fakta di Ponorogo misalnya. Sekitar pukul 5 sore sampai 10 malam tak jarang para pelajar dan para mahasiswa memenuhi dan menghabiskan waktu duduk berjam – jam sambil minum kopi di warung trotoar jalan protokol di Ponorogo. Memang sulit mengubah kebiasaan – kebiasaan yang sudah menjadi budaya tersebut. Dan tak ada hak untuk orang lain kecuali pribadi itu sendiri mau mengubahnya. Tapi tidak mustahil menjadikan membaca sebagai budaya. Tentunya membutuhkan proses dan waktu yang tidak pendek. Perlu perjuangan dan usaha keras dari kalangan – kalangan tertentu dan instansi – instansi terkait. Peran serta dari warga masyarakat yang dengan penuh kesadaran tanpa ada unsur paksaan sedikitpun juga sangat dibutuhkan untuk mewujudkannya.
          Sebagai langkah awal, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan tentang manfaat membaca. Dengan membaca kita dapat melihat dunia ini tampak kecil. Dengan ilmu dan informasi – informasi yang sudah diperoleh dari membaca, dapat menjadi cara mengatasi problematika kehidupan. Tak ada lagi yang dipermasalahkan. Hingga tuntutan ekonomi akan terpenuhi akibat dari orang – orang yang sudah memperoleh ilmu tentang cara mengatasi ekonomi melalui membaca. Dan masih banyak lagi manfaat dari membaca. Yang perlu diingat bahwa membaca tak akan membuat kita rugi. Bahkan banyak sekali keuntungan yang diperoleh melalui membaca.
          Langkah berikutnya adalah memperbaiki kinerja dan sarana prasarana fasilitas perpustakaan. Dengan fasilitas – fasilitas yang lengkap dan nyaman, menimbulkan minat dan menjadikan fasilitas tersebut seperti surga ilmu pada diri pembaca. Mereka akan lebih betah tinggal di perpustakaan dari pada tinggal di tempat tinggal masing – masing. Hingga tak didapati perpustakaan yang sepi akan pengunjung. Bahkan ketika membaca sudah menjadi budaya yang melekat disetiap individu, kita masih melihat lagi para pelajar dan kaum intelektual duduk berjam – jam sambil minum kopi di warung trotoar, tapi bedanya ditangan mereka ada buku yang selalu dibaca.

0 komentar:

Posting Komentar

 

koTak ikLan


Supported By